Senin, 05 Oktober 2015

Wisata Bahari ..

        Pulau Bawean ...  di pulau tidak hanya bisa menikmati pemandangan alam sekitar , deretan pegunungan berbukit , tebing - tebing  yang tersusun seperti sebuah menara ditepi pantai dan hamparan pasir putih yang menyenangkan namun Keindahan yang terkandung di bawah laut sungguh merupakan pesona pemandangan yang berbeda dan sangat luar biasa untuk dinikmati. Hamparan terumbu karang dan ikan - ikan yang beraneka ragam menghiasi sebuah pemandangan bawah laut yang sangat mempesona .  



            Ada beberapa tempat ( site )   dengan pemandangan yang bagus dan  sangat menarik untuk melakukan aktifitas menyelam diantaranya adalah perairan  P.Cina Dedawang Desa Teluk Jati Dawang  , p.Gili barat Desa Dekat Agung , P. Noko Selayar Desa Daun dan P.Noko Gili Desa Sidogedung Batu . 

    Mudahnya sarana  transportasi untuk menuju wilayah  dengan menggunakan mobil  dan  perahu wisata yang disediakan oleh para pemberi jasa .

    Tersedianya sarana peralatan untuk kegiatan diving atau snorkeling dengan dilengkapi alat pengisian tabung dan Kamera Under water yang di miliki  UPT.Pelabuhan dan Konservasi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Bawean,  menjadi sarana yang nyaman dan mudah sesuai standart SCUBA  apabila ingin melakukan aktifitas penyelaman air terbuka (open water ) atau snorkeling  di wilayah perairan pulau Bawean .


Peta Sebaran Terumbu Karang  di pesisir pantai Pulau Bawean yang di tandai dengan warna    UNGU 
Open Water dive  di perairan pulau Cina   Ds. Teluk jati dawang kecamatan Tambak






























Pantai  Pulau Cina  , Dedawang  Desa Teluk Jati Dawang



























Karang Ce'et  Noko gili
Pantai Beto elong Ds. Daun

GALERY Foto Kegiatan ...

Kamis, 01 Oktober 2015

Potensi Mangrove di pulau Bawean ..




HUTAN BAKAU (MANGROVE)

Hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi laut (pesisir). Tumbuhan bakau bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya bakau mempunyai sistem perakaran yang menonjol (akar napas/pneumatofor), sebagai suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau anaerob.


Peran dan manfaat hutan bakau:
  • melindungi pantai dari erosi dan abrasi pantai
  • melindungi pemukiman penduduk dari terpaan  badai dan angin dari laut mencegah intrusi air laut
  • tempat hidup dan berkembang biak berbagai satwa liar seperti ikan, udang, kepiting, burung , dsb.
  • memiliki potensi edukasi dan wisata mitigasi perubahan iklim melalui penyerapan CO2 dari udara, dll.

Penyebab Rusaknya/Hilangnya Hutan Bakau
  • Banyak bencana dan kerugian yang terjadi akibat rusak/hilangnya hutan bakau, seperti: abrasi pantai, intrusi air laut, banjir, hancurnya pemukiman penduduk diterpa badai laut, hilangnya sumber perikanan alami, hilangnya kemampuan dalam meredam emisi gas rumah kaca. 



Kondisi tersebut, umumnya disebabkan oleh:
  • Pengambilan/penebangan hutan bakau secara berlebihan
  • Pengalihfungsian hutan mangrove menjadi areal tambak, pemukiman ataupun pertanian dengan tidak memperhatikan asas konservasi dan berkesinambungan
  • Membiarkan wilayah pesisir tandus dan gersang tanpa adanya upaya penghijauan (misal dengan tanaman bakau)


Jenis mangrove yang tumbuh di sekitar pesisir pulau Bawean : 
  • BRUGUIERA PARVIFLORA
  • RHIZOPORA STYLOSA
  • NYPA FRUTICANS
  • AVICENNIA EUCALYPTIFOLIA 



Peta Sebaran  Mangrove di sekitar pesisir Pantai Pulau Bawean di tandai dengan 
warna  MERAH



Luas   Mangrove di wilayah  Desa  Kecamatan Sangkapura  
berdasarkan data tahun 2015
No
Desa
Jenis
Luas (m2)
Luas (Ha)
1
Daun

539621,863
              54
2
Deketagung

352046,103
35,20461
3
Kebun teluk dalam

72098,2045
7,20982
4
Kumalasa

212850,455
21,28505
5
Lebak

       646.829
     64,683
6
Sawahmulya

414100
4,41
7
Sidogedung batu

103833,461
10,38335
8
Sungai rujing

178277,353
17,82774
9
Sungai teluk

87142,0842
                9






































Suku : Rhizophoraceae  , Marga : Bruguiera Parviflora
Deksripsi :
Berupa semak atau pohon kecil yang selalu hijau, tinggi (meskipun jarang) dapat mencapai 20 m. Kulit kayu burik, berwarna abu-abu hingga coklat tua, bercelah dan agak membengkak di bagian pangkal pohon. Akar lutut dapat mencapai 30 cm tingginya.

Daun :
Terdapat bercak hitam di bagian bawah daun dan berubah menjadi hijaukekuningan ketika usianya bertambah. Unit & Letak: sederhana & berlawanan. Bentuk: elips. Ujung: meruncing. Ukuran: 5,5-13 x 2-4,5 cm.

Ekologi :
 Jenis ini membentuk tegakan monospesifik pada areal yang tidak sering tergenang. Individu yang terisolasi juga ditemukan tumbuh di sepanjang alur air dan tambak tepi pantai. Substrat yang cocok termasuk lumpur, pasir, tanah payau dan bersalinitas tinggi. Di Australia, perbungaan tercatat dari bulan Juni hingga September, dan berbuah dari bulan September hingga Desember. Hipokotilnya yang ringan mudah untuk disebarkan melalui air, dan nampaknya tumbuh dengan baik pada areal yang menerima cahaya matahari yang sedang hingga cukup. Bunga dibuahi oleh serangga yang terbang pada siang hari, seperti kupu-kupu. Daunnya berlekuk-lekuk, yang merupakan ciri khasnya, disebabkan oleh gangguan serangga. Dapat menjadi sangat dominan di areal yang telah diambil kayunya (misalnya Karang Gading-Langkat Timur Laut di Sumatera Utara; Giesen & Sukotjo, 1991).




Suku : Rhizophoraceae , Marga  : Rhizopora Stylosa
Deksripsi :
Pohon dengan satu atau banyak batang, tinggi hingga 10 m. Kulit kayu halus, bercelah, berwarna abu-abu hingga hitam. Memiliki akar tunjang dengan panjang hingga 3 m, dan akar udara yang tumbuh dari cabang bawah.

Daun :
Daun berkulit, berbintik teratur di lapisan bawah. Gagang daun berwarna hijau, panjang gagang 1-3,5 cm, dengan pinak daun panjang 4-6 cm. Unit & Letak: sederhana & berlawanan. Bentuk: elips melebar. Ujung: meruncing. Ukuran: meruncing.

Ekologi :
Tumbuh pada habitat yang beragam di daerah pasang surut: lumpur, pasir dan batu. Menyukai pematang sungai pasang surut, tetapi juga sebagai jenis pionir di lingkungan pesisir atau pada bagian daratan dari mangrove. Satu jenis relung khas yang bisa ditempatinya adalah tepian mangrove pada pulau/substrat karang. Menghasilkan bunga dan buah sepanjang tahun. Kemungkinan diserbuki oleh angin.




Suku : Avicenniaceae  , Marga : Avicennia Eucalyptifolia 
Deksripsi :
Semak atau pohon dengan ketinggian mencapai 17 meter. Kulit kayu luar halus bercoreng-coreng, berwarna coklat kekuningan atau hijau, mengelupas pada bagian-bagiannya yang tipis. Kulit kayu bagian dalam berwarna seperti jerami padi sampai coklat pucat. Kayu berwarna putih sampai seperti jerami.

Daun :
Permukaan bagian atas hijau muda sampai hijau tua atau hijau kecoklatan dan kuning kehijauan pada bagian bawah. Unit & Letak: sederhana, berlawanan. Bentuk: bulat memanjang. Ujung: meruncing. Ukuran: 4-16 cm x 1-4 cm.

Ekologi :
Tumbuh di pulau-pulau lepas pantai yang berkarang, dan juga pada bagian pinggir atau tengah daratan dari rawa mangrove. Seperti jenis lain pada genus ini, mereka seringkali bersifat vivipar.





Suku : Arecaceae , Marga : Nypa Fruticans


Deksripsi :
Palma tanpa batang di permukaan, membentuk rumpun. Batang terdapat di bawah tanah, kuat dan menggarpu. Tinggi dapat mencapai 4-9 m.

Daun :
Seperti susunan daun kelapa. Panjang tandan/gagang daun 4 - 9 m. Terdapat 100 - 120 pinak daun pada setiap tandan daun, berwarna hijau mengkilat di permukaan atas dan berserbuk di bagian bawah. Bentuk: lanset. Ujung: meruncing. Ukuran: 60-130 x 5-8 cm.

Ekologi :
Tumbuh pada substrat yang halus, pada bagian tepi atas dari jalan air. Memerlukan masukan air tawar tahunan yang tinggi. Jarang terdapat di luar zona pantai. Biasanya tumbuh pada tegakan yang berkelompok. Memiliki sistem perakaran yang rapat dan kuat yang tersesuaikan lebih baik terhadap perubahan masukan air, dibandingkan dengan sebagian besar jenis tumbuhan mangrove lainnya. Serbuk sari lengket dan penyerbukan nampaknya dibantu oleh lalat Drosophila. Buah yang berserat serta adanya rongga udara pada biji membantu penyebaran mereka melalui air. Kadang-kadang bersifat vivipar.